Jumat, 23 Desember 2011

No GALAU!!!

apa sihh yang lg trend2 nya saat ini??
trend2 di sini bisa diartikan sebagai fashion, jargon, ataupun perasaan yg lainnya seperti GALAU..

ya....tak dipungkiri lagi,
selain jargonnyo penyanyi S "Alhamdulillah ya", "sesuatu banget" dan jambul khatulistiwa nya itu,
GALAU tak kalah trend nya lho sob...
sudah banyak akun twitter yg bahas2 GALAU, terutama buat muda-mudi gitu dehh..
mulai dari masalah isi dompet, sape' ke masalah isi hati..
bikin GALAU bangeeeeetttt dehhh...
apalagi kalo yg lagi putus cinta atau pun cintanya bertepuk sebelah tangan (nasib penulis sekarang,, hikzz T_T)
kalo nge-tweet pake' #galau

Tenang aja sob,, setiap orang pasti pernah ngerasain apa yg namanya GALAU ataupun DILEMA..
tp jangan terbawa suasana sob, kalo diputusin ya ikhlasin aja, mungkin itu yg terbaik buat kita..
Dunia belum berakhir sob, masih ada masa depan yg cerah menanti kita,..
jangan karna terlalau GALAU, sekolah atau kuliah kita jd terbengkalai..
gak enak tidur, gak enak makan, mikirin diaaaaa muluuuuu.........
Please dehh, cowok/cewek di dunia ini gak cuma 1...!
yakinlah kalo Tuhan udah ngasih jalan yg terbaik buat kita..
Serahin aja sama Tuhan..
Tugas kita itu harus kerja keras buat masa depan kita, buat orang tua kita bangga...
Jangan buat mereka kecewa..
Apa kalian mau liat tetesan airmata mereka???

"Kejarlah cita-citamu setinggi bintang di langit"

Cita-citaku, ingin membuat orang tua bangga
Cita-citaku, ingin melihat senyum mereka atas prestasiku
Cita-citaku, ku persembahkan hanya untuk orang tuaku
I LOVE U, Mom
I LOVE U, Dad
I LOVE U All
:D

"SELAMAT HARI IBU"
^^

Sabtu, 10 Desember 2011

Panduan ringkas shalat gerhana bulan


(Arrahmah.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BKMG) Pusat melaporkan 
bahwa pada hari ini, Sabtu, tanggal 10 Desember 2011 bertepatan dengan 15 Dzulhijah 1433 H akan terjadi Gerhana Bulan Total (GBT). GBT ini dapat diamati dari wilayah Australia, Asia, Eropa, sebagian besar Afrika dan Amerika Utara. Gerhana Bulan Total ini dapat diamati dari seluruh wilayah Indonesia.
Fase-fase Gerhana Bulan Total 10 Desember 2011 dan waktunya sebagai berikut (waktu Indonesia GMT +7 Jakarta) :
 1. Gerhana Penumbra mulai (P1) : 11:33:36 UT = 18:33:36 WIB;
 2. Gerhana Sebagian mulai (U1) : 12:45:43 UT = 19:45:43 WIB;
 3. Gerhana Total mulai (U2) : 14:06:16 UT = 21:06:16 WIB;
 4. Puncak Gerhana Total : 14:31:49 UT = 21:31:49 WIB;
 5. Gerhana Total berakhir (U3) : 14:57:24 UT = 21:57:24 WIB;
 6. Gerhana Sebagian berakhir (U4) : 16:17:58 UT = 23:17:58 WIB;
 7. Gerhana Penumbra berakhir (P4) : 17:29:57 UT = 00:29:57 WIB (11 Desember 2011).
 Sesuai dengan tuntunan Nabi SAW, umat Islam dianjurkan untuk melakukan shalat sunah gerhana. Selain itu, umat Islam dianjurkan memperbanyak dzikir, doa, istighfar, taubat, sedekah, dan amal-amal kebajikan lainnya. Berhubung shalat sunah gerhana hanya dilakukan saat terjadi gerhana, wajar apabila banyak umat Islam yang belum mengetahui tata cara pelaksanaannya. Berikut ini panduan ringkas tata cara pelaksanaan shalat sunah gerhana. Semoga bermanfaat.
Pengertian shalat gerhana
Istilah kusuf (gerhana matahari) diambil dari kata kerja dasar kasafa yang artinya berubah menjadi hitam. Dalam bahasa Arab dikatakan kasafat asy-syamsu, artinya matahari menghitam dan hilang sinarnya. Adapun istilah khusuf (gerhana bulan) diambil dari kata kerja dasar khasafayang artinya berkurang. Dalam bahasa Arab dikatakan khasafa al-bi’ru, artinya sumur itu berkurang airnya dan mengering. Banyak ulama menyatakan masing-masing istilah ‘kusuf’ maupun ‘khusuf’ bermakna gerhana matahari maupun gerhana bulan, tidak ada perbedaan antara keduanya.
Dalam pengertian ilmu fiqih, shalat kusuf atau shalat khusuf adalah shalat yang dikerjakan dengan tata cara tertentu karena terjadinya gerhana matahari atau gerhana bulan.
Hukum shalat gerhana bulan
Mayoritas ulama berpendapat bahwa shalat gerhana hukumnya sunah muakkadah dan dilaksanakan secara berjama’ah. Pendapat ini didasarkan kepada beberapa hadits shahih, di antaranya:
عَنْ  عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ، أَنَّهُ كَانَ يُخْبِرُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، أَنَّهُ قَالَ : ” إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ ، وَلَا لِحَيَاتِهِ ، وَلَكِنَّهُمَا آيَةٌ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا
Dari Abdullah bin Umar RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya gerhana matahari dan gerhana bulan tidak terjadi karena kematian seseorang atau kelahiran seseorang. Namun keduanya adalah salah satu tanda kekuasaan Allah. Maka jika kalian melihatnya, hendaklah kalian mengerjakan shalat.” (HR. Bukhari)
عَنْ  أََبِي مَسْعُودٍ ، يَقُولُ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ مِنَ النَّاسِ ، وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ  آيَاتِ اللَّهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا ، فَقُومُوا ، فَصَلُّوا “
Dari Abu Mas’ud RA berkata: Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya gerhana matahari dan gerhana bulan tidak terjadi karena kematian seorang manusia, melainkan keduanya adalah salah satu tanda kekuasaan Allah. Maka jika kalian melihatnya, berdirilah kalian dan laksanakanlah shalat!”(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits yang semakna juga diriwayatkan dari jalur Abu Bakrah RA, Mughirah bin Syu’bah RA, Jabir bin Abdullah RA, Aisyah RA, Abu Hurairah RA dan Ibnu Abbas RA.

Amalan-amalan sunah saat melihat gerhana
Pertama, memperbanyak dzikir, istighfar, takbir, sedekah, dan amal-amal kebajikan
Dalam hadits dari Aisyah RA tentang gerhana matahari, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ  آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ  يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ ، فَادْعُوا اللَّهَ ، وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Sesungguhnya gerhana matahari dan gerhana bulan tidak terjadi karena kematian seorang manusia atau kelahiran seorang manusia. Maka jika kalian melihat gerhana, berdoalah kalian kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah, dan bersedekahlah!” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Asma’ binti Abu Bakar RA berkata: “Nabi SAW memerintahkan untuk memerdekakan budak saat terjadi gerhana matahari.”(HR. Bukhari dan Abu Daud)
Kedua, berangkat ke masjid untuk melaksanakan shalat gerhana secara berjama’ah
Dalam hadits dari Aisyah RA dia berkata:
رَكِبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ  غَدَاةٍ  مَرْكَبًا  فَخُسِفَتِ الشَّمْسُ ، فَخَرَجْتُ فِي نِسْوَةٍ بَيْنَ ظَهْرَانَيِ الْحِجْرِ  فِي الْمَسْجِدِ ، فَأَتَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ مَرْكَبِهِ فَقَصَدَ إِلَى مُصَلَّاهُ الَّذِي كَانَ فِيهِ ، فَقَامَ وَقَامَ النَّاسُ وَرَاءَهُ
Rasulullah SAW pada suatu pagi menaiki kendaraannya, lalu terjadi gerhana matahari. Maka saya bersama kaum wanita keluar menuju masjid di antara kamar-kamar kami. Rasulullah SAW datang dengan kendaraannya, lalu menuju tempat ia biasa shalat. Beliau berdiri untuk shalat dan masyarakat shalat di belakang beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim dengan lafal Muslim)
Ketiga, kaum wanita juga dianjurkan ikut shalat berjama’ah di masjid jika aman dari bahaya (godaan terhadap lawan jenis, dll). Dalilnya adalah hadits Asiyah RA di atas.
Keempat, Mengumandangkan ‘ash-shalatu jami’ah’ untuk memanggil jama’ah shalat berkumpul di masjid, namun shalat tidak didahului oleh adzan dan iqamat.
Berdasar hadits shahih:
عَنْ  عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : ” لَمَّا  كَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُودِيَ إِنَّ الصَّلاَةَ جَامِعَةٌ
Dari Abdullah bin Amru bin Ash RA berkata: “Ketika terjadi gerhana matahari pada zaman Rasulullah SAW, maka dikumandangkan seruan ‘Ash-shalaatu jaami’ah’.” (HR. Bukhari)
Hadits yang semakna diriwayatkan oleh imam Muslim dari jalur Aisyah RA.
Kelima, khutbah setelah shalat gerhana
Berdasar hadits-hadits shahih tentang hal itu. Antara lain hadits Aisyah RA:
ثُمَّ انْصَرَفَ وَقَدْ  انْجَلَتِ الشَّمْسُ ، فَخَطَبَ النَّاسَ ، فَحَمِدَ اللَّهَ  وَأَثْنَى عَلَيْهِ ، ثُمَّ قَالَ : ” إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ  آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ  يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ ، فَادْعُوا اللَّهَ ، وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
Beliau selesai dari shalat dan gerhana telah selesai. Maka beliau menyampaikan khutbah. Beliau bertahmid dan memuji nama Allah, kemudian bersabda: “Sesungguhnya gerhana matahari dan gerhana bulan tidak terjadi karena kematian seorang manusia atau kelahiran seorang manusia. Maka jika kalian melihat gerhana, berdoalah kalian kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah, dan bersedekahlah!” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tata cara shalat gerhana
Shalat gerhana dikerjakan secara berjama’ah terdiri dari dua raka’at. Setiap rekaat terdiri dari dua kali berdiri dan dua kali ruku’. Sedangkan seluruh gerakan lainnya sama dengan gerakan shalat biasanya. Rinciannya adalah sebagai berikut:
1.Berdiri menghadap kiblat, takbiratul ihram, membaca doa istiftah, membaca ta’awudz, membaca al-fatihah, dan membaca surat yang panjang, kira-kira sekitar satu surat al-Baqarah.
2. Bertakbir, ruku’ dalam waktu yang lama.
3. Membaca ‘sami’allahu liman hamidahu rabbana lakal hamdu’, berdiri kembali, lalu membaca ta’awudz dan al-fatihah, lalu membaca surat yang panjang namun kadarnya lebih pendek dari surat yang dibaca pada saat berdiri pertama.
4. Takbir, ruku’ dalam waktu yang lama, namun lebih pendek dari ruku’ yang pertama.
5. Membaca ‘sami’allahu liman hamidahu rabbana lakal hamdu’, berdiri kembali (i’tidal)
6. Bertakbir, lalu sujud, lalu duduk di antara dua sujud, lalu sujud.
7. Bertakbir, bediri untuk raka’at kedua, gerakannya sama seperti gerakan pada raka’at pertama, namun kadar panjangnya bacaan surat lebih pendek.
8. Setelah tasyahud akhir lalu salam.
Berdasar hadits-hadits shahih, antara lain:
عَنْ  عَائِشَةَ ، أَنَّهَا قَالَتْ :  خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاسِ ، فَقَامَ ، فَأَطَالَ القِيَامَ ، ثُمَّ رَكَعَ ، فَأَطَالَ الرُّكُوعَ ، ثُمَّ قَامَ فَأَطَالَ القِيَامَ وَهُوَ  دُونَ القِيَامِ الأَوَّلِ ، ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ ، ثُمَّ سَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودَ ، ثُمَّ فَعَلَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ مَا فَعَلَ فِي الأُولَى ، ثُمَّ انْصَرَفَ وَقَدْ  انْجَلَتِ الشَّمْسُ ، فَخَطَبَ النَّاسَ ، فَحَمِدَ اللَّهَ  وَأَثْنَى عَلَيْهِ ، ثُمَّ قَالَ : ” إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ  آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ  يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ ، فَادْعُوا اللَّهَ ، وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا “
Dari Aisyah RA berkata: “Terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW melaksanakan shalat gerhana bersama masyarakat. Beliau memanjangkan lamanya berdiri, lalu ruku’ dalam waktu yang lama, lalu berdiri dan memanjangkan lamanya berdiri namun tidak sepanjang berdirinya yang pertama, lalu ruku’ dan memanjangkan lamanya ruku’ namun tidak sepanjang ruku’ yang pertama, lalu sujud dalam waktu yang lama. Kemudian dalam rakaat kedua beliau melakukan seperti apa yang beliau kerjakan pada rakaat pertama. Beliau menyelesaikan shalat dan ternyata matahari telah nampak kembali.
Beliau lalu menyampaikan khutbah kepada masyarakat. Beliau bertahmid dan memuji nama Allah. Beliau kemudian bersabda: “Sesungguhnya gerhana matahari dan gerhana bulan tidak terjadi karena kematian seorang manusia atau kelahiran seorang manusia. Maka jika kalian melihat gerhana, berdoalah kalian kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah, dan bersedekahlah!” (HR. Bukhari dan Muslim)
عَنْ  عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ :  انْخَسَفَتِ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا نَحْوًا مِنْ قِرَاءَةِ سُورَةِ  البَقَرَةِ ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا ، ثُمَّ رَفَعَ ، فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا وَهُوَ  دُونَ القِيَامِ الأَوَّلِ ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ ، ثُمَّ سَجَدَ ، ثُمَّ قَامَ قِيَامًا طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ القِيَامِ الأَوَّلِ ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ ، ثُمَّ رَفَعَ ، فَقَامَ قِيَامًا طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ القِيَامِ الأَوَّلِ ، ثُمَّ رَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلًا وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الأَوَّلِ ، ثُمَّ سَجَدَ ، ثُمَّ انْصَرَفَ وَقَدْ  تَجَلَّتِ الشَّمْسُ ، فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” إِنَّ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ  يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ ، فَاذْكُرُوا اللَّهَ “
Dari Ibnu Abbas RA berkata: “Terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah SAW, maka Rasulullah SAW melaksanakan shalat gerhana. Beliau berdiri dalam waktu yang lama sekira membaca surat Al-Baqarah. Lalu ruku’ dalam waktu yang lama, lalu berdiri dalam waktu yang lama namun tidak sepanjang berdiri yang pertama. Kemudian ruku’ dalam waktu yang lama namun tidak sepanjang ruku’ yang pertama. (Lalu berdiri i’tidal, pent) lalu melakukan sujud.
Lalu berdiri (raka’at kedua) dalam waktu yang lama namun tidak sepanjang berdiri pada rakaat pertama. Lalu beliau ruku’ dalam waktu yang lama namun tidak selama ruku’ pada rakaat pertama. Lalu beliau berdiri dalam waktu yang lama namun tidak selama berdiri sebelumnya, lalu beliau ruku’ dalam waktu yang lama namun tidak selama ruku’ sebelumnya. (Lalu berdiri i’tidal, pent) lalu melakukan sujud. Beliau menyelesaikan shalat dan matahari telah nampak.
Maka beliau bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari sekian banyak tanda kekuasaan Allah. Gerhana matahari dan gerhana bulan tidak terjadi karena kematian seorang manusia atau kelahiran seorang manusia. Maka jika kalian melihat gerhana, berdzikirlah kalian kepada Allah!” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits-hadits tentang shalat gerhana menunjukkan bahwa waktu pelaksanaannya adalah sejak terjadi gerhana sampai gerhana berakhir.
Dalam shalat gerhana, imam membaca surat Al-Fatihah dan surat sesudahnya dengan suara keras. Demikian juga takbiratul ihram, sami’allahu liman hamidah, dan takbir perpindahan antar gerakan. Seperti dijelaskan dalam hadits shahih:
عَنْ  عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا ، ” جَهَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَلاَةِ  الخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ ، فَإِذَا فَرَغَ مِنْ قِرَاءَتِهِ كَبَّرَ ، فَرَكَعَ وَإِذَا رَفَعَ مِنَ الرَّكْعَةِ قَالَ : سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ ، رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ ، ثُمَّ يُعَاوِدُ القِرَاءَةَ فِي صَلاَةِ  الكُسُوفِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ فِي رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ
Dari Aisyah RA berkata: “Nabi SAW mengeraskan bacaannya dalam shalat gerhana. Jika selesai membaca surat, beliau bertakbir dan ruku’. Jika bangkit dari ruku’, beliau membaca dengan keras: Sami’allahu liman hamidahu, rabbana lakal hamdu. Beliau kemudian mengulangi bacaan Al-Fatihah dan membaca surat (lain sesudahnya) dalam shalat gerhana. Beliau melaksanakan empat kali ruku’ dan empat kali sujud.” (HR. Bukhari)
Wallahu a’lam bish-shawab

Jumat, 09 Desember 2011

9 Desember, PERINGATAN INTIFADHAH PALESTINA



Arti Intifadhah - Sejarah Intifadhah Pertama Di Bumi Palestina

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh....
Bismillahirrahmaanirrahiim....

Intifadhah: Bukan Hanya Perjuangan Palestina Selama beberapa hari kemarin, sepertinya para pemimpin Palestina akan segera melepaskan intifadhah ketiga. Kondisi Al-Quds, jika tidak hendak dikatakan berada dalam situasi siaga tiga, maka sudah “cukup” genting. Al-Quds dikepung dimana-mana dan Israel disinyalir akan segera menduduki Yerusalem Timur. Kondisi yang membuat rakyat Palestina mungkin harus segera turun lagi ke jalan, dalam satu hati dan gerakan : Intifadhah.

Sebenarnya apa intifadhah ini? Apa artinya bagi orang Palestina dan umat Islam sedunia?

Sejarah Intifadhah Pertama di Bumi Palestina


Tanggal 9 Desember 1987 menjadi hari yang tak terlupakan di bumi Palestina. Hari itu, meletuslah sebuah perang perlawanan terhadap Zionis Israel. Semua yang ada di Palestina merapatkan barisan, menjadi satu shaff, tua muda, laki-laki dan sebagian perempuan. Media menyebut waktu itu sebagai “Pertempuran terdahsyat sejak proklamasi negara Zionis Israel tahun 1948.”

Intifadhah sendiri dalam bahasa Arab berarti “bangun mendadak dari tidur atau dari keadaan tak sadar”. Hebatnya, pada Intifadhah yang pertama kali meletus, Palestina berperang tanpa persenjataan dan tanpa dibantu negara-negara Arab tetangganya.

Satu-satunya senjata yang kemudian menjadi legenda dan terkenal bahkan sampai kini, juga dijadikan sebagai salah satu ikon perlawanan Palestina terhadap penjajah Yahudi, adalah batu. Tidak heran jika anak-anak Palestina kemudian selama bertahun-tahun sampai kini dikenal dengan sebutan “Children of Stone” atau anak-anak batu.

Sehari sebelum meletus Intifadhah pertama, sebuah truk militer Israel masuk ke wilayah pengungsi Palestina di Jabalya, di Gaza. Seperti layaknya semua hal yang berbau Israel, truk ini masuk tanpa tujuan yang jelas, kecuali menyerang orang Palestina. Empat orang terbunuh. Bersamaan dengan itu, Yahudi pun bersikeras merebut Masjidil Aqsa atau Yerusalem Timur.

Karena kebiadaban Israel yang sudah mengakumulasi, semua orang Palestina berdiri saat itu. Ada momen yang membuat mereka harus segera menyelesaikan urusannya dengan Israel yang tak punya rasa kemanusiaan.

Pada 9 Desember, pagi yang sepi dan dingin, kemudian berubah menjadi teriakan takbir di seantero Palestina.
Di Gaza, Israel memperparah keadaan, karena di tanggal 18 Desember, serdadu-serdadunya membunuh 2 orang dan melukai 20 orang Muslim yang baru selesai shalat Jumat. Para serdadu itu kemudian melanjutkan
keganasannya dengan menyerbu Rumah Sakit Syifa, memukuli para doktor dan perawat dan menyeret orang-orang Palestina yang dirawat karena terluka dalam insiden shalat Jumat. Beberapa stasiun televisi
menyiarkan gambar tetnara Israel bersenjata berat memukuli dan membunuhi warga Palestina. Dunia internasional mengecam tindakan kejam Israel, namun tidak ada yang berbuat kongkret dalam menyikapi negara Zionis itu.

19 Januari 1988 Menhan Rabin mengumumkan kebijakan baru yang dinamai “Tulang-tulang Patah”. Yitzhak Shamir, perdana menteri Israel waktu itu, menyatakan, “Tugas kita sekarang adalah untuk membangun lagi
dinding ketakutan antara orang-orang Palestina dan militer Israel.” Dalam waktu tiga hari sesudah pengumuman itu, 197 warga Palestina dirawat di beberapa rumah sakit karena mengalami patah tulang yang
parah. Kelompok-kelompok HAM Palestina melaporkan, sejak dimulainya Intifadhah sampai akhir tahun 1993, para serdadu Israel dan pemukim Yahudi telah membunuh rakyat Palestina sebanyak 1.283 orang.
Diperkirakan 130.472 mengalami luka-luka, 481 orang diusir, 22.088 dipenjara tanpa pengadilan, 2.533 rumah dihancurkan atau diambil alih, serta 184,257 batang pohon di kebun-kebun rakyat Palestina ditebang
oleh serdadu Israel.

Intifadhah Pertama dianggap selesai pada 13 September 1993, ketika Perjanjian Oslo ditandantangani dalam sebuah upacara meriah di pekarangan selatan Gedung Putih. PM Israel Yitzhak Rabin dan Ketua PLO (Palestine Liberation Organisation) Yasser Arafat bersalaman disaksikan Presiden AS Bill Clinton.

Belum genap tiga tahun, Perjanjian itu sudah dianggap mati, ditandai kebijakan agresif perdana menteri Israel yang waktu itu terpilih, Benyamin Netanyahu. Ketika Perdana Menteri Ariel Sharon, menginjakkan kaki ke Masjidil Aqsa tahun 2000, dunia menyaksikan Intifadhah Kedua meletus.

Bukan Hanya Persoalan Palestina Sesungguhnya, apa yang terjadi di Palestina sekarang bukan hanya persoalan bangsa Palestina belaka. Jika berhubungan dengan Islam, maka jelas umat sudah seharusnya memperhatikan apa yang ada di sana. Al-Quds adalah rumah bagi Masjid Al-Aqsa, kiblat pertama kaum Muslimin dan bangunan paling suci ketiga setelah Ka'bah di Makkah dan Mesjid Nabi Muhammad.saw di Madinah, Arab Saudi. Maknanya telah diperkuat oleh kejadian Al Isra'a dan Al Mi'raj.

Jika lebih luas lagi, jika menyangkut isyu HAM, maka dunia internasional sudah seharusnya melihat dengan mata bersih: bahwa penjajahan di atas dunia ini masih berlaku, yaitu Israel terhadap Palestina. Bukti apa lagi yang kurang? Sekarang, Palestina hanya tinggal mempunyai semangat dan batu untuk melawan Israel.
Rakyat Palestina sudah terlalu lama menderita dalam penjajahan, sementara dunia Islam dan negara-negara Arab bungkam seribu bahasa.

sumber : http://abinyaazka.blogspot.com/2010/09/arti-intifadhah-sejarah-intifadhah.html
View bbcode

Minggu, 04 Desember 2011

Kisah Bijak Dari Tiongkok


Seorang Guru berkumpul dgn murid-muridnya.

Lalu beliau mengajukan 6 pertanyaan :

Pertanyaan ke 1.
Apa yg paling dekat dgn diri kita di dunia ini ?
Muridnya ada yg menjawab,, "orang tua", "guru", "teman", & "kerabat"..

Yg paling dekat dgn kita adalah "kematian".

Sebab kematian adalah PASTI.

Pertanyaan ke 2.
Apa yg paling jauh dari diri kita ?

Muridnya ada yg menjawab : "Negara Amerika", "bulan", "matahari".

Yg paling benar adalah "masa lalu".

Siapa pun kita,,, bagaimana pun kita dan betapa kayanya kita... tetap kita TIDAK bisa kembali ke masa lalu.

Sebab itu kita harus menjaga hari ini & hari-hari yg akan datang.

Yg ke 3.
Apa yg paling besar di dunia ini ?
Muridnya ada yg menjawab "gunung", "bumi" & "matahari",,

Yg paling besar dari yg ada di dunia ini adalah "nafsu"

Banyak manusia menjadi celaka karena menuruti hawa nafsunya...

Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu duniawi..

Karena itu, kita hrs hati-hati dgn hawa nafsu ini

Pertanyaan ke 4.
"Apa yg paling berat di dunia ini ?"
Di antara muridnya ada yg menjawab, : "baja","besi"&"gajah"

Yg paling berat adalah "memegang amanah"

Pertanyaan yg ke 5. "Apa yg paling ringan di dunia ini ?"

Ada yg menjawab "kapas", "angin", "debu"&"daun-daunan"

Yg paling ringan di dunia ini adalah "Meninggalkan Ibadah"

Lalu pertanyaan ke 6.
"Apakah yg paling tajam di dunia ini ?"

Muridnya menjawab dgn serentak... "PEDANG !"

Yg paling tajam adalah "lidah manusia"

Krn melalui lidah, manusia dgn mudahnya menyakiti hati,,, & melukai perasaan...

(dari berbagai sumber)